Bupati Sidrap Panen Padi Perdana di Bila Riawa: Awal Panen Produktif 2025

Bupati Sidrap Panen Padi Perdana di Bila Riawa: Awal Panen Produktif 2025

bukanberita.com – Panen padi perdana tahun 2025 di Desa Bila Riawa, Kecamatan Dua Pitue, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) berjalan simbolis dan penuh makna. Bupati Syaharuddin Alrif turun langsung ke sawah—menandai dimulainya musim panen produktif yang makin menggairahkan. Ternyata, panen ini bukan sekadar seremoni: ada lonjakan produksi hingga 100 ribu ton gabah sejak April, sekaligus menjawab tantangan ketahanan pangan daerah.

Panen Perdana di Bila Riawa – Detik Awal Panen Hebat Sidrap

Peristiwa penting terjadi pada Selasa (2 September 2025), saat Bupati Syaharuddin Alrif melakukan panen padi perdana di Desa Bila Riawa, Kecamatan Dua Pitue. Jawa sawah seluas sekitar 968 hektare menjadi titik awal panen yang lebih besar. Sidrap sendiri memiliki luas sawah total hampir 5.800 ha di Kecamatan ini.

Lokasi ini bukan dipilih tanpa alasan. Bila Riawa jadi simbol produktivitas karena infrastruktur irigasi makin baik dan semangat petani yang tinggi. Kehadiran Bupati ditandai dengan kegembiraan petani yang merasa diperhatikan dan didorong pemerintah setempat.

Produksi Melonjak – Total Tambah 100 Ribu Ton Sejak April

Lebih dari drama simbolis, data menunjukkan hasil panen meningkat drastis. Bupati menyampaikan bahwa produksi gabah kumulatif sejak April mencapai 303 ribu ton, meningkat dari 200 ribu ton tahun sebelumnya—naik sekitar 103 ribu ton.

Lonjakan ini bukan hanya soal kuantitas, tapi juga kualitas produktivitas. Peningkatan ini mendekatkan target swasembada pangan nasional dan memperkuat ketahanan pangan di Sidrap, yang selama ini menjadi lumbung padi andalan di Sulawesi Selatan.

Strategi Produktivitas – Dari Brigade Pangan ke Optimasi Lahan

Bukan cuma panen, langkah strategis juga sudah digulirkan sejak awal tahun. Bupati bersama Brigade Pangan memimpin tanam perdana di Desa Polewali, Kecamatan Tellu Limpoe, sebagai bagian dari program tanam tiga kali setahun (IP300). Ini diperkuat oleh optimasi lahan rawa, listrik masuk sawah, hingga pompanisasi.

Prabowo Subianto secara virtual, mencakup 14 provinsi dan luas panen 11.300 hektare. Di Sidrap, panen tercatat 7,4 ton per hektare dengan harga rata-rata Rp6.700/kg, artinya petani bisa kantongi sekitar Rp10,5 juta per hektare bersih—ikut menyumbang ekonomi lokal.

Konteks Wilayah – Sidrap dan Potensi Pangan Nasional

Sidrap memang bukan daerah besar, tapi kontribusinya ke pangan nasional signifikan. Luas sawah total sekitar 50.277 ha dengan produktivitas rata-rata 6,3 ton/ha pada 2022–2023. Optimasi lahan rawa di 4.050 ha bagian dari strategi struktural pemerintah untuk mendorong ketahanan pangan.

Kementerian dan Pemkab Sidrap sudah sinergi dalam mempercepat pengerjaan saluran irigasi, pompanisasi, serta hunian listrik sawah—semua untuk jangka panjang memperkuat ketahanan dan kapasitas petani.

Penutup – Panen Perdana di Bila Riawa: Tonggak Pangan Sidrap

Panen padi perdana di Desa Bila Riawa bukan cuma seremonial politik: ini simbol produktivitas nyata, kebijakan pertanian yang berpihak, dan sinergi nyata pemerintah dengan petani. Lonjakan panen +100 ribu ton bukan angka main-main—itu adalah bukti progress lapangan yang menyentuh kesejahteraan masyarakat.

Program seperti IP300, optimasi lahan, serta infrastruktur agrikultur patut diapresiasi. Semoga trend positif ini terus berlanjut dan menjadi inspirasi untuk ketahanan pangan daerah lainnya.