Unjuk Rasa Diwarnai Kerusuhan, IHSG Jebol ke 7.800

Unjuk Rasa di Indonesia Diwarnai Kerusuhan, IHSG Jebol ke 7.800

bukanberita.com – Pada 29 Agustus 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia mengalami penurunan tajam hingga mencapai 7.800, menandakan kerugian yang cukup besar bagi pasar saham Tanah Air. Penyebab utama jatuhnya IHSG ini adalah aksi unjuk rasa besar-besaran yang berakhir dengan kerusuhan, yang terjadi di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya. Kejadian ini tidak hanya mengganggu stabilitas sosial, tetapi juga memberikan dampak langsung terhadap perekonomian negara.

Pada awalnya, aksi protes yang digelar oleh berbagai elemen masyarakat ini bertujuan untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan pemerintah, terutama terkait dengan kebijakan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan beberapa isu lainnya. Namun, situasi tersebut dengan cepat berubah menjadi anarkis, dengan bentrokan antara peserta demo dan aparat keamanan yang menyebabkan kerusakan fasilitas umum dan menambah ketegangan di ibu kota.

Berita tentang kerusuhan ini langsung mempengaruhi pasar saham Indonesia. Para investor yang sebelumnya optimis dengan pemulihan ekonomi Indonesia, menjadi ragu dan mulai melakukan aksi jual saham secara besar-besaran. Akibatnya, IHSG pun turun signifikan, mengakhiri hari perdagangan di level yang sangat rendah.

Kerusuhan Demonstrasi Menambah Ketegangan Ekonomi

Kerusuhan yang terjadi pada hari tersebut tidak hanya mempengaruhi pasar saham, tetapi juga memberikan dampak psikologis terhadap para investor lokal dan asing. Investor asing, yang sebelumnya sudah mulai tertarik kembali pada bursa saham Indonesia, kini merasa khawatir dengan ketidakstabilan sosial dan politik yang terjadi. Banyak yang kemudian memilih untuk menarik investasi mereka, yang menyebabkan nilai tukar Rupiah juga terdepresiasi.

Menurut ekonom senior, Dr. Bambang Setiawan, “Aksi demonstrasi yang berubah menjadi kerusuhan ini menciptakan ketidakpastian. Ketidakpastian adalah musuh utama bagi investasi, baik itu investasi saham maupun investasi jangka panjang lainnya. Ketika ketidakpastian meningkat, para investor cenderung menghindar dan memilih untuk keluar dari pasar.”

Tidak hanya pasar saham yang terpengaruh, tetapi juga sektor-sektor lainnya, seperti sektor pariwisata, perdagangan, dan industri kecil menengah (IKM). Banyak bisnis yang terpaksa menghentikan operasionalnya karena ketakutan akan kerusuhan yang lebih besar lagi. Lembaga Pengelola Investasi (LPI) bahkan mengeluarkan peringatan kepada investor agar tetap berhati-hati terhadap situasi yang sedang berkembang di Jakarta.

Dampak Langsung Kerusuhan terhadap Bursa Saham Indonesia

Pada hari yang sama dengan aksi demo yang berakhir rusuh, IHSG ditutup dengan penurunan yang sangat signifikan. Indeks ini jatuh lebih dari 3,5% pada sesi perdagangan, mencapai level terendahnya dalam beberapa bulan terakhir. Sebagian besar saham perusahaan besar seperti BCA, Telkom, dan Astra mengalami penurunan harga yang cukup tajam, yang turut berkontribusi pada turunnya IHSG.

Para analis pasar saham di RHB Securities Indonesia menyebutkan bahwa penurunan IHSG ini merupakan akibat langsung dari kekhawatiran pasar terhadap instabilitas politik. “Pasar sangat sensitif terhadap faktor politik yang dapat mempengaruhi perekonomian negara. Ketika terjadi kerusuhan seperti ini, pasar merespons dengan aksi jual besar-besaran,” ujar Rina Widjaja, analis pasar saham di RHB Securities.

Tidak hanya itu, beberapa saham perbankan dan sektor properti yang biasanya lebih stabil juga mengalami penurunan harga. Pasar properti Indonesia yang sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda pemulihan pasca-pandemi, kini kembali tertekan oleh ketidakpastian politik yang ditimbulkan dari kerusuhan tersebut.

Respons Pemerintah dan Upaya Stabilitas Ekonomi

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yang dipimpin oleh Airlangga Hartarto, segera mengeluarkan pernyataan terkait dampak kerusuhan ini terhadap perekonomian. Dalam pernyataan tersebut, Airlangga menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi dan akan segera mengambil langkah-langkah strategis guna meredam ketidakpastian yang timbul dari insiden tersebut.

“Kerusuhan yang terjadi memang memberikan dampak pada pasar, namun pemerintah akan memastikan bahwa semua langkah antisipasi diambil untuk menjaga agar perekonomian tidak terjebak dalam ketidakpastian lebih lama,” ujar Airlangga dalam konferensi pers yang digelar pada 29 Agustus sore. Ia menambahkan bahwa pemerintah akan berfokus pada dua hal utama: mempercepat pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan mengatasi ketidakpuasan yang muncul dalam masyarakat.

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa kebijakan fiskal dan moneter yang diambil oleh pemerintah akan diarahkan untuk menstabilkan perekonomian dalam jangka pendek dan jangka panjang. Salah satu langkah yang dipertimbangkan adalah peningkatan stimulus fiskal untuk sektor-sektor yang paling terdampak oleh kerusuhan, seperti sektor transportasi dan perdagangan.

Faktor Eksternal yang Memperburuk Kondisi Pasar

Selain faktor internal, seperti kerusuhan yang terjadi di dalam negeri, kondisi pasar global juga menjadi faktor yang memperburuk kondisi IHSG. Sejumlah saham global tertekan akibat ketegangan geopolitik di kawasan Asia Timur dan krisis energi di Eropa, yang turut mempengaruhi persepsi investor terhadap prospek ekonomi global. Para investor internasional kini lebih berhati-hati dalam memilih instrumen investasi, terutama yang berkaitan dengan negara-negara berkembang.

Ekonom Universitas Indonesia, Dr. Siti Aisyah, menjelaskan bahwa kondisi internasional seperti krisis energi dan perang dagang antar negara besar juga turut berperan dalam penurunan IHSG. “Dengan ketidakpastian global yang semakin meningkat, investor cenderung mengalihkan portofolio mereka ke aset yang lebih aman, seperti emas atau obligasi negara maju,” ujarnya.

Outlook IHSG ke Depan: Harapan Pemulihan Ekonomi

Meskipun IHSG jatuh pada hari tersebut, beberapa analis melihat hal ini sebagai peluang bagi para investor jangka panjang yang ingin membeli saham dengan harga yang lebih murah. Tomas Tandean, seorang investor saham senior, menyarankan agar investor tidak panik dan tetap melihat jangka panjang. “Pasar memang bergejolak, namun perekonomian Indonesia masih memiliki potensi pertumbuhan yang baik dalam jangka panjang. Dengan reformasi struktural yang sedang dilakukan pemerintah, saya percaya perekonomian Indonesia akan pulih,” ungkap Tomas.

Meskipun demikian, penting bagi investor untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan situasi politik dan sosial di tanah air. Ke depannya, para pelaku pasar harus mengantisipasi adanya fluktuasi yang lebih besar di pasar saham seiring dengan perkembangan dari aksi unjuk rasa yang bisa mempengaruhi stabilitas negara.

Kesimpulan

Kerusuhan yang terjadi selama aksi demonstrasi di Jakarta memberikan dampak yang signifikan terhadap pasar saham Indonesia, dengan IHSG terjun bebas ke level 7.800. Meskipun demikian, pemerintah dan otoritas pasar berkomitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi dan merespons dengan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah dampak jangka panjang.

Bagi para investor, ini adalah waktu yang penuh tantangan. Namun, dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini, sangat penting untuk tetap mengedepankan strategi investasi yang matang dan mengikuti perkembangan yang ada. Pasar akan kembali stabil, tetapi kestabilan tersebut bergantung pada bagaimana pemerintah dan masyarakat menangani ketegangan yang ada saat ini.