Gus Fawait Pakai Syal Bendera Palestina di Upacara HUT RI: Ini Alasannya
Momen Simbolis: Gus Fawait Kenakan Syal Palestina saat Pimpin Upacara HUT ke‑80 RI
bukanberita.com – Pada Minggu, 17 Agustus 2025, Bupati Jember Muhammad Fawait, akrab disapa Gus Fawait, tampil dengan nuansa berbeda saat menjadi inspektur upacara peringatan HUT ke‑80 RI di Alun-alun Kota Jember. Di tengah keseriusan upacara kenegaraan, ia mengenakan syal bermotif bendera Palestina bersamaan dengan pakaian adat Indonesia—sebuah gesture yang ternyata sarat makna dan pesan mendalam.
Ketika ditanya alasan kenapa memilih atribut tersebut, Gus Fawait menyampaikan klarifikasi tegas dan penuh makna: Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia. Menurutnya, aksi memakai syal itu bukan sekadar simbol solidaritas, tetapi juga peringatan bahwa penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi—termasuk di tanah Palestina.
Momen itu pun menjadi viral dan menyentuh banyak orang, karena menyiratkan bahwa nilai kemerdekaan tak hanya untuk bangsa sendiri, tetapi juga merangkul semangat kebebasan untuk semua bangsa. Gus Fawait menyampaikan bahwa bangsa Indonesia merdeka bukan sekadar warisan sejarah, tapi perjuangan dan hak yang pantas dibela dan diperjuangkan secara global.
Alasan Kemanusiaan dan Amandemen Pancasila: Penjajahan Harus Dihapus
Gus Fawait memperkuat simbolisme syal itu dengan mengutip pembukaan UUD 1945, yang menyatakan bahwa penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi. Ini menegaskan bahwa Indonesia bukan saja merdeka secara politik, tapi juga memiliki tanggung jawab moral untuk menyuarakan pembebasan bangsa lain yang masih tertindas.
Dalam pidatonya, Gus Fawait juga menegaskan bahwa upaya memperjuangkan kemerdekaan bukanlah pemberian, melainkan dibayar mahal dengan darah dan pengorbanan. Oleh sebab itu, solidaritas terhadap Palestina menjadi wujud konkret dari kelanjutan semangat kemerdekaan Indonesia, yang tak boleh berhenti di pintu bangsa sendiri.
Dia menutup pernyataannya dengan harapan bahwa seluruh penjajahan di dunia dihapuskan, dan bangsa Palestina layak mendapat hak merdeka yang sejati—sejalan dengan semangat nasionalisme yang inklusif. Syal tersebut pun menjadi simbol bertinta perjuangan dan keadilan antardesa, tidak hanya antarnegara.
Momen, Media, dan Resonansi Publik
Foto Gus Fawait dengan syal Palestina langsung tersebar luas dan menjadi trending di media nasional. Banyak yang menyambutnya sebagai pesan cepat penuh empati dan keberpihakan—bahwa kemerdekaan harus juga menjadi inspirasi global, bukan hanya perayaan rutin.
Diskusi sosial media menghujani komentar memuji sikap berani ini, menyebut Gus Fawait mewakili hati rakyat Indonesia yang peduli dengan dunia, bukan hanya konsumsi ritual. Beberapa warganet menilai simbol tersebut mempertebal wibawa moral kepala daerah sebagai figur negarawan.
Selain di Jember, usulan serupa muncul di tempat lain, seperti Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang mengibarkan bendera Palestina setelah upacara, serta Partai Golkar yang menyatakan dukungan atas kemerdekaan Palestina dalam momen HUT RI. Semua ini menunjukkan adanya tren solidaritas yang semakin kuat di berbagai level masyarakat dan institusi.
Penutup Reflektif
Kenapa Gus Fawait syal Palestina HUT RI? Karena itu bukan cuma aksesori—melainkan pernyataan solidaritas, wujud persaudaraan antarbangsa, dan penolakan atas penjajahan. Ia menunjukkan bahwa republik merdeka juga punya tanggung jawab moral untuk menyuarakan kemerdekaan orang lain.
Ringkasnya
-
Gus Fawait mengenakan syal motif bendera Palestina saat upacara HUT ke‑80 RI sebagai simbol solidaritas.
-
Alasan utamanya: Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, dan penjajahan harus dihapuskan.
-
Momen itu menyentuh publik dan memperkuat citra Indonesia sebagai bangsa yang tak hanya merdeka, tapi juga peduli terhadap kemerdekaan dunia.