Istana Sebut Kutipan Puan Paling Penting: Kurangi Baperan dan Move On

Isu Pemerintahan: Kutipan Puan Jadi Sorotan Istana

bukanberita.com – Dalam Sidang Tahunan MPR dan DPR/DPD, Ketua DPR RI Puan Maharani mengajukan pesan penting: pemerintahan harus “move on” dari hambatan lalu dan “kurangi baperan”. Kata-kata sederhana namun kuat ini mendapat sorotan istana sebagai bagian sentral dari pidato kenegaraan.

Mensesneg Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa kutipan tersebut dianggap paling penting dari seluruh pidato Ketua DPR. “Yang paling penting, quote‑nya Ibu Puan: kita ini harus kerja sama dan harus move on, kurangi baperan,” ujarnya secara tegas. Hal ini mencerminkan ajakan untuk berfokus pada solusi, bukan drama politik.

Perspektif Mensesneg: Move On Sebagai Langkah Kolaborasi

Mensesneg menegaskan bahwa pesan Puan Maharani penting dalam menciptakan sinergi pemerintahan. Beliau menyebut agar pejabat tidak terjebak pada perasaan personal (baper), tapi terus bergerak maju demi kepentingan rakyat.

Upaya “move on” diartikan sebagai kemampuan menyelesaikan urusan publik secara dewasa: beradaptasi, berpijak pada solusi, dan menjaga stabilitas. Menurut Puan, kerja pemerintah memang kompleks, tetapi seperti cinta segitiga antara aspirasi, anggaran, dan aturan, selalu ada jalan keluar.

Resonansi Kata “Kurangi Baperan”: Potensi Dampak Politik dan Sosial

Kutipan ini beresonansi luas karena menyentil budaya politik di Indonesia yang terkadang sarat emosi. Dalam sistem demokrasi yang terus berjalan, terlalu banyak “baper” bisa membelenggu kebijakan dan melemahkan kolaborasi lintas lembaga.

Nilai itu mendapat dukungan dari elit istana sebagai pesan simbolis agar pemerintahan lebih fokus, terarah, dan berorientasi pada hasil. Tidak hanya sekadar retorika, harapannya pernyataan Puan ini bisa menjadi pengingat kolektif untuk kerja efektif.

Harapan Publik: Stabilitas vs Drama Politik

Masyarakat berharap pesan Puan direspons serius oleh pejabat dan birokrat. Pesan mengurangi baper dan move on penting bukan demi retorika, tapi agar realisasi program pelayanan publik tidak terhambat oleh konflik internal.

Jika benar-benar diadopsi, pesan ini bisa memperkuat budaya kerja pemerintah yang produktif dan rendah drama—dimana fokusnya bukan soal siapa benar salah, tapi bagaimana menyelesaikan persoalan bangsa secara pragmatis.

Penutup

Istana sebut kutipan Puan paling penting: “Kurangi baperan dan move on” bukan sekadar kalimat catchy. Ini sinyal bahwa pemerintahan harus matang menghadapi tantangan—kolaboratif, rasional, dan hasil-orientasi.

Semoga kutipan Puan ini bukan hanya mengena di momen sidang, tapi menjadi pengingat harian agar pemerintahan terus bergerak maju, tanpa terbelit drama, demi negeri yang lebih baik ke depannya.